DDoS adalah salah satu jenis serangan siber yang banyak dilakukan oleh para hacker. Serangan siber memang terus meningkat dari tahun ke tahun. Layaknya teknologi yang berkembang semakin pesat, begitu juga dengan penyerangan siber. Setiap tahunnya serangan siber bahkan semakin besar dan kuat.
Serangan ini tentu membuat seluruh pengguna internet menjadi waspada. Jika serangan terlalu besar semua kegiatan bisa lumpuh total. Kalau begitu bagaimana cara mengatasinya? Langsung saja simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Mengenal Serangan DDoS
DDoS merupakan singkatan dari Distributed Denial of Service, di mana jenis serangan ini berusaha membuat seluruh lalu lintas jaringan internet tidak lagi dapat digunakan. DDoS tidak hanya melumpuhkan server tetapi juga sistem sekaligus jaringan internet yang digunakan oleh user.
Serangan siber ini berusaha membuat seluruh lalu lintas server lumpuh dengan mengirimkan banyak permintaan (request) transaksi data yang besar secara terus-menerus.
Semakin besar transaksi data, semakin besar juga dampak kelumpuhan lalu lintas jaringan yang diakibatkan. Jika kapasitas bandwidth besar tentu serangan DDoS tidak akan berpengaruh banyak. Tetapi biasanya para hacker menggunakan beberapa komputer host sekaligus untuk memastikan target tidak dapat beraktivitas.
Apa Perbedaan DoS dan DDoS?
Secara umum, ada dua perbedaan DoS dan DDoS, yaitu kompeksitas serangan dan pemblokirannya.
- Pelaku DoS hanya memerlukan satu komputer dan koneksi internet untuk melancarkan serangannya. Oleh karena itu, serangan DoS lebih mudah dilakukan dengan biaya yang lebih rendah. Sebaliknya, pelaku DDoSattack menggunakan jaringan komputer yang tersebar di seluruh dunia dan memerlukan banyak koneksi internet untuk mengalirkan serangan ke server target.
- Perbedaan lainnya terletak pada kemampuan untuk memblokir serangan. Host server masih dapat dengan mudah memblokir sumber DoS karena lonjakan lalu lintas yang tidak normal mudah terdeteksi. Namun, DDoSS lebih sulit diblokir karena lalu lintas permintaannya berasal dari banyak sumber yang berbeda.
Baca juga: Apa Pengertian Cyber Crime? Seberapa Bahayakah Hal Ini?
Cara Kerja DDoS
Seperti sudah sempat disebutkan sebelumnya bahwa serangan DDoS berusaha melumpuhkan lalu lintas suatu jaringan internet atau sumber daya server seperti Load Balancer dan Firewall. Namun dalam serangannya DDoS terbagi ke dalam tiga teknik yaitu:
1. Request Flooding
Teknik request flooding menjadi jenis serangan yang paling umum digunakan. Hacker berusaha menyerang suatu jaringan dengan melakukan banyak permintaan (request). Hal ini akan menyebabkan seluruh jaringan internet down dan membuat pengguna lain tidak dapat dilayani.
Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Internet dalam Perangkat Kita?
2. Traffic Flooding
Traffic flooding merupakan teknik serangan yang juga melumpuhkan suatu jaringan internet. Namun kali ini membanjiri server dengan data yang banyak dan besar. Akibat yang dibawa sama yakni membuat jaringan internet, layanan online, dan website down dan membuat pengguna lain tidak bisa dilayani.
3. Denial of Service
Teknik DDoS yang satu ini jarang dipilih karena tingkat kesulitannya cukup tinggi. Teknik ini berusaha menyerang suatu jaringan internet dengan mengubah sistem konfigurasi. Tidak hanya itu, serangan Denial of Service bahkan dapat merusak komponen dan server.
Cara Kerja DDos Berdasarkan Layer Open System Interconnection
Selain ketiga teknik di atas, serangan DDoS memiliki jenis lain yang dibagi berdasarkan layer OSI (Open System Interconnection). Berikut masing-masing penjelasannya.
1. DDoS Protokol
Seperti namanya, serangan ini dilakukan dengan mengirimkan paket-paket SYN untuk melakukan koneksi ke server target. Selanjutnya server akan menindaklanjuti paket SYN yang menunggu terhubungnya koneksi.
Namun koneksi ini tidak akan pernah terjadi. Jika koneksi tidak pernah terjadi terhadap setiap paket SYN yang dikirimkan maka hal ini dapat membuat server menjadi overload. Contoh Serangan Protokol, diantaranya Smurf DDoS, SYN Flood, dan Ping of Death.
2. DDoS Volumetric
Serangan DDoS volumetric bekerja dengan memanfaatkan penggunaan botnet (jaringan komputer kendali jarak jauh) untuk menciptakan traffic yang besar secara tiba-tiba dan tidak wajar. Traffic yang tinggi memang dapat membuat website berada di urutan pertama dalam SERP.
Namun kemacetan traffic bukan hal yang bagus. Apalagi jika kemacetan traffic memiliki volume yang besar dan berkelanjutan dalam beberapa waktu ke depan. Pasti bandwidth akan kewalahan menghadapi traffic yang masuk. Akibat akhirnya ialah kelumpuhan server.
3. DDoS Layer Aplikasi
DDoS layer aplikasi menyerang “layer” yang umumnya rentan. Kehadiran serangan ini sering tidak disadari atau luput dari pengawasan karena memiliki dampak yang tidak besar.
Hal ini karena target dari serangan hanyalah beberapa fitur tertentu dari suatu website atau aplikasi. Selain itu keberadaannya semakin tidak disadari karena dilakukan dengan mengirim banyak permintaan (request) yang meniru perilaku traffic pengguna.
Baca juga: Apa Itu Network Security? Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya
Apa Ciri-Ciri Website yang Terkena DDoS?
Website yang terkena DDoS biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kinerja Website Menurun
Situs web yang terkena serangan DDoS akan mengalami penurunan kinerja yang drastis, seperti lambat atau bahkan tidak bisa diakses sama sekali. Hal ini terjadi karena serangan DDoS yang mengirimkan banyak permintaan ke server sehingga membuat server tidak dapat menangani permintaan tersebut.
2. Lalu Lintas Jaringan Meningkat Tiba-Tiba
Serangan DDoS menyebabkan peningkatan lalu lintas jaringan secara tiba-tiba. Jika jumlah permintaan yang masuk ke server meningkat secara dramatis, dapat menjadi indikasi serangan DDoS.
3. Gagal Mengakses Website
Jika pengguna tidak dapat mengakses situs web atau membutuhkan waktu yang lama untuk memuat situs web, hal tersebut dapat menjadi indikasi bahwa situs web sedang mengalami serangan DDoS.
Cara Mengatasi Serangan DDoS
Pengetahuan mengenai serangan DDoS ini seharusnya membuat Anda lebih waspada serta memberikan “gembok” pengaman yang lebih kuat dari sebelumnya.
Itu sebabnya penggunaan berbagai hardware, software, sistem, dan layanan siber sangat diperlukan. Tetapi tidak hanya layanan siber saja. Berikut beberapa cara lain untuk mengatasi serangan DDoS.
1. Memperbarui Sistem secara Berkala
Memperbarui (update) sistem secara berkala merupakan cara paling sederhana tetapi sangat penting untuk dilakukan. Faktanya sistem yang selalu diupdate akan lebih kuat melawan serangan. Sebaliknya sistem yang tidak diupdate akan lebih mudah untuk dilumpuhkan. Memperbarui sistem tidak hanya dilakukan demi kemudahan pengguna.
Jauh daripada itu setiap update sistem memiliki keamanan yang lebih kuat dari sebelumnya. Jadi tidak heran jika sistem yang selalu diupdate secara berkala akan lebih kuat terhadap serangan DDoS.
2. Memantau Aktivitas Jaringan (Monitoring Traffic)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu ciri situs web terkena DDoS adalah lalu lintas jaringan tiba-tiba naik drastis. Oleh karena itu, dengan memantau jaringan secara terus-menerus, pengguna dapat mendeteksi serangan DDoS lebih cepat dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi situs web.
3. Menggunakan Cloud Server
Penggunaan layanan cloud berkualitas dapat memberikan keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tidak menggunakannya. Hal ini terjadi karena setiap penyedia layanan cloud memiliki sistem keamanannya masing-masing.
Setiap penyedia layanan umumnya sudah memikirkan keamanan pengguna supaya kepuasan mereka terhadap cloud server yang digunakan terjamin. Tentu tidak ada penyedia cloud server yang membuat layanan dengan keamanan rendah, bukan? Jika ada yang melakukan hal tersebut maka sudah pasti layanan tersebut tidak laku terjual.
4. Mengurangi Lalu Lintas yang Masuk ke Server
Salah satu cara mencegah serangan DDoS adalah dengan mengurangi jumlah lalu lintas yang masuk ke server. Ini dilakukan dengan mengidentifikasi jenis lalu lintas yang tidak diperlukan atau mencurigakan dan memblokirnya atau mengarahkannya ke jaringan yang terpisah.
Untuk membatasi lalu lintas yang tidak perlu Anda dapat menggunakan teknologi bernama Load Balancer.
Baca juga: Load Balancing: Cara Kerja dan Manfaatnya bagi Website
5. Menggunakan Proteksi Berlapis
Selanjutnya adalah menggunakan proteksi berlapis pada website. Proteksi berlapis seperti kombinasi firewall, VPN, dan content filtering diharapkan dapat memperkuat layer pertahanan keamanan Anda.
6. Memilih Layanan Keamanan Siber yang Tepat
Menggunakan layanan keamanan siber menjadi cara paling mudah yang bisa Anda lakukan. Penyedia layanan ini memiliki suatu sistem keamanan atau firewall yang dapat melindungi jaringan internet Anda dari serangan virus, spam, dan malware.
Anda jadi tidak perlu pusing mengurus semua ancaman serangan yang bisa datang kapan saja. Namun perlu diingat bahwa setiap layanan keamanan siber memiliki keunggulannya masing-masing. Anda perlu jeli memilih layanan keamanan mana yang paling kuat dan cocok untuk digunakan.
Baca juga: Apa Itu Ransomware? Jenis dan Cara Mengatasinya
Jadi, DDoS Adalah …
DDoS adalah satu dari sekian banyaknya serangan yang bisa datang menyerang server Anda. Semoga kini Anda menyadari bahaya serangan DDoS yang bisa menyerang jaringan server. Oleh karena itu pastikan Anda telah menggunakan sistem keamanan atau firewall yang aman dan anti DDoS seperti Deka Web App Firewall (WAF) dari Cloudeka.
Deka Web App Firewalldari Cloudeka mampu menyaring konten aplikasi serta web tertentu hingga mengamankan gerbang antar server. Belum cukup? Deka Web App Firewall Cloudeka bahkan dapat mengamankan traffic sehingga bisnis Anda dapat berjalan seperti yang seharusnya. Silakan mengunjungi website Cloudeka untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap terkait hal ini.
Frequently Asked Question (FAQ)
Apa Jenis DDoS yang Paling Berbahaya?
Pada umumnya, semua serang DDoS berbahaya. Namun, jenis DDoS paling berbahaya yang harus dihindari adalah serangan DDoS volumetrik. Serangan ini menggunakan sejumlah besar lalu lintas palsu untuk membanjiri target, sehingga target tidak dapat menangani lalu lintas yang sebenarnya. Serangan DDoS volumetrik dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk botnet, perangkat IoT, dan bahkan server web yang tidak aman.
Serangan DDoS volumetrik dapat memiliki dampak yang signifikan pada target. Target dapat mengalami downtime, kehilangan data, atau bahkan kerusakan sistem. Dalam beberapa kasus, serangan DDoS volumetrik juga dapat digunakan untuk mengganggu atau melumpuhkan infrastruktur penting, seperti sistem keuangan atau jaringan listrik.