Dalam era digital yang makin maju, data dan sistem informasi menjadi aset berharga bagi perusahaan, terutama perusahaan IT. Oleh karena itu, penting bagi pemilik bisnis IT untuk memiliki rencana pemulihan bencana yang solid. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara komprehensif mengenai apa itu Disaster Recovery Plan (DRP) dan menghadirkan 12 contoh DRP yang sangat berguna untuk perusahaan IT.
Namun sebelum itu, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu Disaster Recovery Plan.
Apa Itu Disaster Recovery Plan?
Disaster Recovery Plan (DRP) adalah sebuah strategi yang dirancang untuk memastikan kelangsungan bisnis setelah terjadinya bencana atau gangguan serius dalam operasional perusahaan. Dalam konteks perusahaan IT, DRP menjadi sangat penting karena perusahaan ini bergantung pada sistem komputer dan data yang kompleks.
DRP melibatkan perencanaan, implementasi, dan pengujian prosedur yang akan digunakan untuk mengatasi berbagai jenis bencana, mulai dari pemadaman listrik hingga bencana alam seperti banjir atau gempa bumi. Tujuannya adalah untuk meminimalkan kerugian dan downtime sehingga bisnis dapat segera pulih dan beroperasi kembali dengan normal setelah bencana terjadi.
Apa Saja Tujuan Disaster Recovery Plan?
DRP memiliki beberapa tujuan utama yang perlu dipahami oleh pemilik bisnis IT. Berikut adalah enam tujuan utama dari Disaster Recovery Plan:
1. Melindungi Data dan Informasi Penting
Tujuan pertama dari DRP adalah melindungi data dan informasi penting perusahaan dari kerusakan atau kehilangan selama bencana. Data dan informasi adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan IT, dan kehilangan data ini dapat memiliki dampak serius pada kelangsungan bisnis.
DRP merinci strategi dan prosedur backup, penyimpanan data, serta pemulihan data dalam situasi darurat. Ini termasuk pembuatan salinan data reguler, penyimpanan data di lokasi yang aman, dan perencanaan untuk pemulihan data jika diperlukan.
Baca juga: Mengenal Tempat Menyimpan Data yang Aman untuk Anda
2. Mengurangi Downtime
Tujuan kedua DRP adalah mengurangi waktu henti operasional perusahaan setelah terjadinya bencana. Downtime, atau waktu di mana sistem dan layanan tidak dapat diakses atau digunakan, dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
DRP merancang langkah-langkah untuk pemulihan sistem dan layanan secara efisien sehingga perusahaan dapat segera kembali beroperasi. Hal ini mencakup perencanaan pemulihan sistem, perangkat keras, dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mengatasi downtime.
3. Mengidentifikasi Risiko
Tujuan ketiga DRP adalah untuk membantu perusahaan mengidentifikasi berbagai risiko yang mungkin terjadi, baik itu risiko internal maupun eksternal. Ini termasuk mengidentifikasi potensi ancaman seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, serangan siber, dan kerusakan perangkat keras.
Dengan memahami risiko yang mungkin dihadapi, perusahaan dapat merancang strategi pemulihan yang sesuai dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
4. Memastikan Ketersediaan Sumber Daya
Tujuan keempat DRP adalah memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk pemulihan. Ini termasuk personil yang terlatih, perangkat keras, perangkat lunak, fasilitas, dan infrastruktur yang diperlukan selama proses pemulihan.
DRP merinci langkah-langkah untuk mengamankan sumber daya ini, termasuk cadangan personil yang dapat mengambil alih tugas kunci selama bencana dan perencanaan penyediaan fasilitas alternatif jika lokasi utama menjadi tidak dapat digunakan.
5. Meningkatkan Kesadaran dan Kesiapan
Tujuan kelima DRP adalah meningkatkan kesadaran dan kesiapan perusahaan dalam menghadapi bencana. Ini termasuk pelatihan karyawan tentang tindakan yang harus diambil selama bencana, pengujian berkala DRP untuk memastikan efektivitasnya, serta pengaturan komunikasi internal yang efisien.
Kesadaran dan kesiapan yang tinggi memungkinkan reaksi yang lebih cepat dan lebih terkoordinasi saat bencana terjadi, mengurangi kerusakan yang mungkin terjadi.
6. Kepatuhan Hukum
Tujuan keenam DRP adalah memastikan perusahaan mematuhi persyaratan hukum dan peraturan terkait pemulihan bencana dan perlindungan data. Banyak negara memiliki peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk memiliki DRP yang sesuai dengan risiko bisnis mereka.
Ini termasuk melindungi data pribadi pelanggan dan mematuhi persyaratan keamanan data yang berlaku. DRP harus dirancang dengan mempertimbangkan aspek kepatuhan hukum, dan perusahaan perlu terus memantau perubahan peraturan yang mungkin memengaruhi DRP mereka.
Baca juga: Pentingnya Menjaga Keamanan Data di Era Digital
12 Contoh Disaster Recovery Plan untuk Perusahaan IT
Setelah memahami apa itu DRP dan tujuannya, sekarang kita akan membahas 12 contoh Disaster Recovery Plan yang sangat berguna untuk perusahaan IT. Penting untuk diingat bahwa setiap DRP harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik unik perusahaan.
Berikut adalah contoh-contoh DRP yang bisa menjadi panduan:
1. Plan Pemulihan Data
Plan ini fokus pada pemulihan data penting perusahaan, termasuk backup rutin, penyimpanan data offsite, dan prosedur pemulihan data darurat dengan penanggung jawab pada tim TI dan Administrator Database.
Tindakan yang Diperlukan:
- Melakukan backup data secara berkala.
- Memastikan ada salinan data yang aman di lokasi luar kantor.
- Mengatur prosedur pemulihan data darurat.
2. Plan Pemulihan Sistem
Plan ini mencakup pemulihan sistem komputer utama perusahaan, termasuk server dan jaringan dengan penanggung jawab pada tim TI dan Administrator Sistem.
Tindakan yang Diperlukan:
- Menentukan sistem kritis yang harus dipulihkan dengan prioritas.
- Menyusun daftar perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk pemulihan sistem.
- Menyiapkan ruang cadangan untuk pengoperasian sistem sementara.
3. Plan Komunikasi Krisis
Plan ini fokus pada komunikasi internal dan eksternal selama bencana, termasuk cara menghubungi karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis dengan penanggung jawab pada Manajemen Senior dan tim Komunikasi.
Tindakan yang Diperlukan:
- Menyusun daftar kontak darurat.
- Membuat pesan krisis yang telah disetujui.
- Mengatur saluran komunikasi alternatif.
4. Plan Pemulihan Aplikasi
Plan ini mencakup pemulihan aplikasi yang digunakan dalam operasional perusahaan, seperti perangkat lunak bisnis kritis. Penanggung jawab pada perencanaan ini adalah tim TI dan Administrator Aplikasi.
Tindakan yang Diperlukan:
- Membuat daftar aplikasi yang harus dipulihkan.
- Mengidentifikasi versi perangkat lunak yang diperlukan.
- Menyiapkan prosedur pengujian aplikasi setelah pemulihan.
5. Plan Pemulihan Fasilitas
Plan ini berfokus pada pemulihan fisik lokasi operasional perusahaan, seperti gedung kantor dan pusat data. Manajemen Fasilitas dan tim TI bertanggung jawab terhadap perencanaan ini.
Tindakan yang Diperlukan:
- Menilai kerusakan fisik dan keamanan lokasi.
- Mengatur fasilitas sementara jika diperlukan.
- Mengkoordinasikan perbaikan dan pemulihan fasilitas.
6. Plan Pengamanan Data
Plan ini mencakup langkah-langkah untuk menjaga keamanan data selama bencana, termasuk proteksi terhadap ancaman siber. tim Keamanan Informasi dan Administrator Jaringan adalah penanggung jawab untuk perencanaan ini.
Tindakan yang Diperlukan:
- Mengamankan akses ke data yang sensitif.
- Melakukan pemantauan keamanan yang ketat.
- Mengaktifkan firewall dan perlindungan terhadap malware.
Baca juga: 7 Tujuan Keamanan Informasi untuk Perusahaan Anda
7. Plan Pemulihan Karyawan
Plan ini menangani kesejahteraan karyawan dan bagaimana mereka dapat kembali bekerja setelah bencana dengan penanggung jawab pada Manajemen Sumber Daya Manusia.
Tindakan yang Diperlukan:
- Menyediakan informasi kepada karyawan tentang status operasional perusahaan.
- Mengatur tempat kerja sementara jika diperlukan.
- Menyusun rencana kesiapan karyawan.
8. Plan Pemulihan Keuangan
Plan ini berfokus pada pemulihan aspek keuangan perusahaan, termasuk perencanaan anggaran pasca-bencana dengan penanggung jawab pada tim Keuangan dan Manajemen Keuangan.
Tindakan yang Diperlukan:
- Mengidentifikasi sumber daya keuangan darurat.
- Menilai kerugian finansial selama bencana.
- Menyusun rencana pemulihan anggaran.
9. Plan Pemulihan Pasokan
Plan ini mencakup pemulihan rantai pasokan perusahaan, termasuk pemasok dan mitra bisnis dengan penanggung jawab pada Manajemen Operasi dan tim Pasokan.
Tindakan yang Diperlukan:
- Menilai dampak bencana pada pasokan.
- Mengidentifikasi pemasok alternatif.
- Mengatur komunikasi dengan mitra bisnis.
10. Plan Pemulihan Layanan Pelanggan
Plan ini menangani bagaimana perusahaan akan melayani pelanggan selama bencana dan pemulihan. Perencanaan ini dibuat dan diawasi langsung oleh tim Layanan Pelanggan dan tim Komunikasi.
Tindakan yang Diperlukan:
- Menyusun pesan komunikasi pelanggan.
- Mengatur layanan pelanggan darurat jika diperlukan.
- Memberikan informasi pemulihan kepada pelanggan.
11. Plan Pemulihan Jaringan
Plan ini mencakup pemulihan jaringan komunikasi dan Internet perusahaan dengan penanggung jawab langsung pada tim TI dan Administrator Jaringan.
Tindakan yang Diperlukan:
- Mengidentifikasi penyedia layanan jaringan alternatif.
- Mengatur pemulihan jaringan yang cepat.
- Memastikan ketersediaan koneksi Internet yang andal.
12. Plan Pemulihan Kepemimpinan
Plan ini menangani pemulihan kepemimpinan perusahaan, termasuk penggantian manajemen kunci jika diperlukan dengan penanggung jawab langsung pada Dewan Direksi dan Manajemen Senior.
Tindakan yang Diperlukan:
- Menetapkan manajemen darurat.
- Mengidentifikasi kandidat pengganti manajemen utama.
- Melatih manajemen pengganti.
Pemilik bisnis IT perlu memahami pentingnya Disaster Recovery Plan (DRP) dalam menjaga kelangsungan bisnis mereka. DRP bukan hanya tentang pemulihan teknologi, tetapi juga tentang melindungi aset perusahaan, karyawan, pelanggan, dan reputasi. Dengan memiliki DRP yang baik, perusahaan IT dapat mengatasi berbagai bencana dan krisis dengan lebih baik, meminimalkan dampak negatif, dan memastikan kelangsungan bisnis yang lancar.
Untuk melindungi data penting di dalam server perusahaan IT Anda, sangat penting untuk memanfaatkan Web Application Firewall (WAF) yang andal. Cloudeka menawarkan solusi WAF yang dapat membantu melindungi perusahaan Anda dari ancaman siber yang merusak. Dengan menggunakan Deka WAF dari Cloudeka, Anda dapat memastikan keamanan dan keandalan sistem Anda.
Dengan menerapkan DRP yang tepat dan solusi keamanan seperti Deka WAF, perusahaan IT Anda akan lebih siap menghadapi bencana dan menjaga kelangsungan bisnis yang lancar.
Tertarik untuk mencobanya? Segera hubungi kami untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai produk ini dan jelajahi pilihan solusi digital lain yang kami tawarkan untuk mengoptimalkan sistem Anda dan memastikan kelangsungan bisnis yang sukses.
Integrasikan dan lindungi aset bisnis Anda sekarang juga bersama Cloudeka!