Kasus kejahatan siber atau cyber crime yang makin marak tidak jarang menimbulkan kekhawatiran bagi perusahaan. Wajar saja karena kasus cyber crime pada saat ini lebih menyerang perusahaan maupun lembaga besar di Indonesia. Namun, Anda tidak perlu terlalu khawatir karena Cloudeka akan mengulas cara mengatasi cyber crime yang akan dibahas dalam artikel ini.
Cara Mengatasi Cyber Crime
‘Banyak jalan menuju Roma’, banyak juga cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi cyber crime. Lakukan beberapa langkah di bawah ini agar potensi cyber crime dalam perusahaan Anda bisa diminimalkan.
1. Lindungi Akses ke Perangkat Digital
Mulailah dengan melindungi akses ke perangkat digital yang digunakan dalam bisnis Anda. Pastikan setiap perangkat tersebut dilengkapi dengan kata sandi yang kuat dan hanya bisa diakses oleh orang-orang yang memiliki izin. Selain itu, pertimbangkan penggunaan teknologi biometrik, seperti sidik jari atau pengenalan wajah, untuk meningkatkan keamanan akses perangkat.
2. Hanya Gunakan Software Asli
Prioritaskan penggunaan software asli untuk menghindari ancaman cyber crime. Pasalnya, software bajakan rentan terhadap serangan malware dan ransomware yang bisa merusak sistem. Gunakan software yang sah dan tepercaya serta lakukan update secara berkala untuk memperoleh sistem keamanan terbaru.
3. Perbarui Software secara Rutin
Perbarui software yang digunakan secara rutin. Pembaruan ini biasanya mencakup perbaikan bug dan kerentanan keamanan yang ditemukan pada versi sebelumnya. Langkah ini bisa mengurangi risiko serangan cyber crime yang memanfaatkan celah keamanan yang sudah diketahui oleh peretas.
4. Gunakan Enkripsi Data (Data Encryption)
Enkripsi data merupakan teknik yang digunakan untuk melindungi data dari akses yang tidak sah. Proses enkripsi melibatkan perubahan format data menjadi bentuk yang tidak bisa dibaca oleh pihak yang tidak berwenang. Terapkan enkripsi pada data sensitif, seperti informasi keuangan atau data pelanggan, sehingga data tersebut tetap aman jika terjadi pelanggaran.
5. Gunakan Password yang Kuat
Password yang kuat terdiri dari kombinasi huruf besar dan kecil, angka, dan simbol. Hindari penggunaan password yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaan Anda. Ganti password secara berkala untuk menghindari kemungkinan serangan yang memanfaatkan password lama.
6. Hindari Menggunakan Password yang Sama
Hindari menggunakan password yang sama untuk semua akun atau sistem yang dimiliki. Apabila salah satu akun berhasil diretas, maka hacker bisa lebih mudah mengakses semua akun lainnya. Gunakan password yang berbeda untuk setiap akun dan simpan password tersebut dengan aman menggunakan password manager.
7. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
Autentikasi dua faktor (2FA) adalah metode keamanan tambahan yang melibatkan verifikasi lebih dari satu elemen sebelum bisa mengakses akun atau sistem. Biasanya, 2FA melibatkan kombinasi password dan kode OTP yang dikirimkan melalui SMS atau aplikasi autentikasi. Langkah ini berguna dalam menambahkan lapisan keamanan ekstra dan membuat serangan cyber crime menjadi lebih sulit dilakukan.
8. Hindari Mengunduh dari Website Tidak Tepercaya
Hindari mengunduh software atau file dari website yang tidak kredibel karena website tersebut sering kali menyebarkan malware atau virus yang dapat merusak sistem. Pastikan hanya mengunduh dari sumber yang tepercaya dan gunakan software antivirus yang dapat memindai file yang diunduh sebelum membukanya.
9. Backup File ke Cloud secara Berkala
Backup file secara berkala di Cloud dapat memulihkan data yang hilang akibat serangan cyber crime atau kegagalan sistem. Pastikan Anda menggunakan penyedia Cloud yang terpercaya seperti Cloudeka. Lakukan enkripsi data sebelum mengunggahnya ke Cloud.
Baca juga: Kenapa Anda Butuh Cloud Backup?
10. Hindari Membuka Tautan dan Lampiran di Email Spam
Email spam seringkali menjadi sarang penipuan dan serangan phishing yang bertujuan mencuri informasi pribadi atau merusak sistem. Hindari membuka tautan atau lampiran yang mencurigakan dalam email spam. Selalu periksa alamat pengirim dan pastikan email tersebut berasal dari sumber yang tepercaya sebelum membuka atau mengeklik tautan di dalamnya.
11. Hindari Memberikan Informasi Pribadi
Jaga kerahasiaan informasi pribadi maupun bisnis Anda. Hindari memberikan informasi sensitif, seperti nomor kartu kredit atau informasi login, melalui email atau website yang tidak terenkripsi. Tetaplah menggunakan saluran komunikasi yang aman dan lakukan verifikasi identitas pihak yang meminta informasi tersebut.
12. Gunakan Hosting yang Aman
Pilihlah penyedia layanan hosting yang memberikan keamanan yang baik untuk website bisnis. Pastikan penyedia hosting memiliki perlindungan terhadap serangan DDoS (Distributed Denial of Service) dan memiliki kebijakan recovery yang baik jika terjadi serangan atau pelanggaran keamanan. Selain itu, pastikan hosting yang dipilih memiliki sertifikat SSL yang mengenkripsi komunikasi antara pengguna dan website.
13. Kurangi Akses WiFi Publik di Tempat Umum
Hindari mengakses informasi sensitif atau melakukan transaksi keuangan melalui jaringan WiFi publik yang tidak terlindungi. Jaringan WiFi seperti ini rentan terhadap serangan penyadap dan serangan Man-in-the-Middle. Gunakan koneksi VPN (Virtual Private Network) saat terhubung ke jaringan WiFi publik untuk meningkatkan keamanan komunikasi dan melindungi data.
14. Berikan Edukasi tentang Cyber Crime
Bukan hanya Anda, pendidikan dan kesadaran tentang cyber crime juga perlu diberikan kepada karyawan dan mitra bisnis. Berikan pelatihan dan edukasi mengenai praktik keamanan siber, seperti mengenali serangan phishing, mengelola kata sandi, dan melaporkan insiden keamanan.
15. Tingkatkan Sikap Waspada
Terakhir tetapi tidak kalah penting, tingkatkan kewaspadaan terhadap ancaman cyber crime. Selalu perbarui informasi dan pengetahuan mengenai taktik dan metode yang digunakan oleh penjahat siber. Ikuti perkembangan teknologi dan kebijakan keamanan terbaru. Teruslah mengevaluasi dan tingkatkan sistem keamanan bisnis sesuai dengan perkembangan tersebut.
Alasan Maraknya Cyber Crime
Maraknya cyber crime di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, pertumbuhan pesat pengguna Internet dan penetrasi teknologi di Indonesia menyebabkan peningkatan potensi target bagi para penjahat dunia maya. Makin banyak orang yang terhubung dengan Internet, makin besar pula peluang menjadi korban serangan cyber crime.
Kedua, kurangnya kesadaran akan keamanan siber di kalangan pengguna Internet. Banyak orang yang belum memahami betapa pentingnya melindungi data pribadi dan bisnis dari ancaman cyber crime. Kurangnya pengetahuan tentang serangan siber dan cara mengatasi serta melaporkannya membuat para penjahat siber lebih mudah dalam menjalankan aksinya.
Ketiga, perkembangan teknologi yang pesat. Para penjahat siber terus mengembangkan metode dan alat yang canggih untuk melakukan serangan. Oleh karena itu, Anda harus terus mengikuti perkembangan teknologi dan memperbarui sistem keamanan agar bisa menghadapi ancaman cyber crime yang kian kompleks.
Baca juga: Dampak Cyber Crime yang Sangat Berbahaya
Apakah Hoax Termasuk Cyber Crime?
Hoax adalah informasi palsu atau menyesatkan yang disebarkan melalui Internet. Secara tidak langsung, hoax termasuk dalam kategori cyber crime. Namun, hoax memiliki dampak negatif yang serius, terutama jika informasi palsu tersebut bisa merusak reputasi seseorang atau institusi.
Walaupun tidak masuk ke dalam kategori cyber crime, penyebaran hoax dapat melanggar Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) di Indonesia yang diperbarui dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016. Setiap pasal dalam UU ITE digunakan untuk menindak penyebaran informasi palsu yang merugikan orang lain.
Baca juga: 7 Contoh Kasus Cybercrime yang Paling Populer
Sanksi bagi Pelaku Cyber Crime
Kejahatan siber sudah diatur dalam UU ITE yang memiliki ketentuan mengenai perbuatan yang dilarang. Pasal 46 UU ITE menjelaskan tiga jenis sanksi bagi pelaku cyber crime sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya, yaitu:
- Mengakses sistem elektronik orang lain tanpa izin alias peretasan: Pelanggar dapat dikenai pidana penjara dengan maksimal 6 (enam) tahun dan/atau denda dengan maksimal Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
- Mengakses komputer atau sistem orang lain untuk memperoleh data elektronik: Pelanggar dapat dikenai pidana penjara dengan maksimal 7 (tujuh) tahun dan/atau denda dengan maksimal Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).
- Mengakses komputer orang lain untuk menjebol sistem keamanan: Pelanggar dapat dikenai pidana penjara dengan maksimal 8 (delapan) tahun dan/atau denda dengan maksimal Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Tidak perlu terlalu khawatir karena Anda sudah mengetahui cara mengatasi cyber crime yang dijelaskan di artikel ini. Hanya saja, tetaplah meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus cyber crime yang terjadi di Indonesia. Gunakan Deka ATS dari Cloudeka untuk melindungi website atau aplikasi Anda dari serangan siber. Tidak perlu khawatir karena Deka AST memantau kesehatan server website sehingga bisa mencegah berbagai bentuk serangan siber yang mengintai server Anda. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan keamanan ini!