Ada banyak contoh database yang menyimpan seluruh data digital milik kita. Ya, teknologi digital yang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari memerlukan sebuah sistem besar yang dapat menyimpan segala hal yang kita lakukan secara digital. Sistem besar tersebut adalah database.
Bagi sebagian besar orang awam mungkin beranggapan bahwa database hanya sebatas kumpulan data dan informasi yang hanya perlu di-backup untuk alasan keamanan. Padahal, database merupakan aspek yang sangat penting dalam sistem informasi karena berfungsi sebagai gudang penyimpanan data yang dikelola sedemikian rupa berdasarkan metode tertentu untuk diproses lebih lanjut.
Baca juga: Kenapa Anda Butuh Cloud Backup?
Pada hakikatnya, penerapan database itu sendiri tidak hanya terdapat di dalam bidang IT saja, tetapi di segala bidang mulai dari pendidikan, bisnis, pemerintahan, dan lain sebagainya. Perkembangan teknologi yang semakin maju memungkinkan proses pengolahan database berkembang dari yang sebelumnya manual sekarang sudah dapat menggunakan komputer dan online atau Cloud database.
Lantas, apa saja sih yang dimaksud dengan database dan apa contoh database tersebut? Mari simak penjelasan lengkap mengenai database di bawah ini.
Apa Itu Database
Database atau basis data adalah kumpulan data atau informasi yang tersimpan dan tersusun rapi di dalam sebuah ruang penyimpanan secara sistematis sehingga mudah diakses oleh program komputer untuk mengetahui keberadaan suatu data. Kemudian, data tersebut dapat diperiksa, diproses, atau dimanipulasi oleh program komputer tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Adapun cara kerja database ini menggunakan perangkat lunak yang tugasnya memanggil query database sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Cara kerja dari sistem tersebut disebut sebagai Database Management System (DBMS).
Apa Saja Fungsi Database?
Database sendiri memiliki fungsi dan spesifikasi yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa fungsi database yang wajib Anda ketahui:
1. Pengelompokan Data Atau Informasi Untuk Memudahkan Proses Identifikasi Data
Database akan menampilkan data sesuai dengan permintaan dari penggunanya tentang suatu informasi dengan proses yang cepat menggunakan bantuan perangkat lunak Database Management System (DBMS). Beberapa contoh DBMS adalah Microsoft Access,
2. Mencegah Inkonsistensi Data dan Duplikasi Data
Database akan segera memberitahu Anda jika ada duplikasi data. Kemungkinan terjadinya duplikasi data memang besar karena banyaknya data yang dimasukkan. Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan menerapkan sistem kata kunci atau Primary Key.
Baca juga: Pentingnya Menjaga Keamanan Data di Era Digital
3. Menyederhanakan Proses Menyimpan, Menghapus, Mengakses, dan Memperbarui Data
Admin akan lebih mudah untuk mengelola semua aktivitas yang disebutkan di atas meskipun jumlah datanya cukup besar.
4. Menjaga Kualitas Data Atau Informasi yang Dimasukkan
Peran dari perangkat lunak sangat penting pada bagian ini terutama untuk mengkondisikan data yang tersimpan agar tetap aman sampai data tersebut dibutuhkan.
5. Membantu Proses Penyimpanan Data dengan Kapasitas Besar
Masalah penyimpanan data konvensional adalah membutuhkan ruang besar dan menghabiskan banyak uang. Dengan database, berkas dapat disimpan secara digital menggunakan Cloud database dan biayanya pun lebih murah.
6. Meningkatkan Kinerja Aplikasi atau Perangkat Lunak yang Membutuhkan Penyimpanan Data
Setiap media penyimpanan biasanya memiliki keterbatasan. Database ini bisa menjadi alternatif lain mengenai masalah penyimpanan ruang dalam suatu aplikasi.
7. Mencegah Kehilangan Data
Dengan fitur backup dan recovery maka database dapat berfungsi sebagai cadangan data. Hal ini akan mencegah terjadinya kerusakan bahkan kehilangan data.
Secara singkat, database ini merupakan kumpulan data saling terkait yang disimpan di ‘ruang penyimpanan’ pada sebuah sistem. Fungsi dari database adalah untuk mengelola data secara lebih efektif dan efisien.
Baca juga: Memahami Apa Itu Big Data dan Manfaatnya untuk Bisnis
7 Contoh Database
Sebuah database atau basis data umumnya menyimpan data yang digunakan oleh pengguna, dan pastinya setiap pengguna memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Dengan demikian, sebaran database biasanya dikelompokkan menjadi beberapa jenis sesuai dengan fungsi dan kegunaannya masing-masing. Berikut ini beberapa jenis database sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
1. Operational Database
Operational database, atau yang biasa disebut dengan database OLTP (On Line Transaction Processing), dapat menyimpan data secara rinci untuk memudahkan pengguna mengaksesnya. Basis data ini memungkinkan pengguna untuk melihat, memilih, dan memodifikasi data sehingga berguna untuk mengelola data yang dinamis secara real-time.
Salah satu contoh database jenis ini adalah JSON (JavaScript Object Notation). Database Management System ini adalah format file yang menggunakan teks untuk pengiriman data dan umumnya digunakan untuk pertukaran data layaknya berkomunikasi cepat melalui web browser dan web server.
2. Relational Database
Relational database management system memungkinkan penggunanya untuk mengakses atau mencari informasi pada tabel yang berbeda. Berkat fungsi relasionalnya, query yang dilakukan pada contoh database ini juga dapat melibatkan beberapa tabel sekaligus.
Adapun contoh dari jenis Relational database adalah IBM DB2 dan MySqL. Banyak sekali produk-produk IT yang dibuat dengan menggunakan komponen utama ini. Beberapa aplikasi seperti WordPress, Google, Flickr, Youtube, Facebook, Joomla, phpBB, Drupal, dan MODx menggunakan sistem ini untuk manajemen basis data relasional mereka.
3. Distributed Database
Distributed database dapat mendistribusikan data secara menyebar dan tetap dapat diakses secara bersamaan serta tetap saling terhubung satu sama lain. Distributed Database biasanya digunakan untuk memudahkan pengguna dalam mengakses data dari satu tempat ke tempat lain, seperti oleh instansi atau perusahaan yang terdiri dari beberapa cabang.
Untuk contoh database ini yang populer adalah Microsoft Access (Office). Sistem basis data ini merupakan sistem DBMS yang menggabungkan Microsoft Jet Database Engine dengan alat pengembang perangkat lunak. Microsoft Access menyimpan data dengan formatnya sendiri. Melalui software ini pengguna dapat mengimpor atau menghubungkan langsung ke data yang tersimpan di database lainnya.
4. External Database
External Database mampu menyediakan akses ke bagian eksternal dari sebuah sistem. Pengguna biasanya menggunakan database ini untuk tujuan komersil. Selain itu, pengguna juga dapat mengakses database ini secara online untuk menemukan berbagai data yang dibutuhkan.
Contoh database jenis ini adalah Oracle. Database ini menjadi pilihan utama bagi perusahaan-perusahaan besar karena dapat menampung data berkapasitas besar secara rapi dan kompleks untuk berbagai keperluan
Baca juga: Pengertian Data Analytics Beserta dengan Contohnya
5. Analytical Database
Analytical database terdiri dari ringkasan data atau informasi yang paling dibutuhkan oleh berbagai end-user. Analytical database ini biasanya digunakan untuk menyimpan data atau informasi bisnis seperti kinerja penjualan atau performa karyawan.
6. Warehouse Database
Warehouse database adalah sistem basis data yang biasa digunakan untuk penggunaan analisis. Jadi data yang disimpan dalam warehouse ini awalnya akan diunggah dari sistem operasi, setelah itu data akan melewati penyimpanan operasional serta memungkinkan untuk melakukan pembersihan data.
Database ini dirancang untuk menangani analitik yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan biaya di lingkungan perawatan kesehatan yang baru.
Adapun contoh warehouse database yaitu Microsoft SQL Server. SQL (Structured query language) Server sendiri merupakan produk buatan Microsoft, yang bertujuan untuk menyimpan dan mengambil data sesuai dengan permintaan di aplikasi.
7. End-user Database
End-user database adalah jenis database yang terdiri dari berbagai jenis berkas yang dibuat dan dikelola oleh end-user itu sendiri. Dokumen spreadsheet dan dokumen pengolah kata merupakan contoh dari end-user database.
Contoh dari End-user Database adalah SQLite. Jenis database ini adalah sistem manajemen basis data yang ada pada library pemrograman C. Berbeda dengan sistem lainnya, SQLite bukan merupakan mesin database client server.
Apa Itu Personal Database?
Personal database adalah jenis database yang umumnya digunakan di komputer pribadi. Data dalam personal database disimpan dan diproses secara lokal, yaitu di dalam perangkat yang digunakan. Contohnya adalah Microsoft Access, yang merupakan salah satu sistem manajemen basis data (DBMS) yang sering digunakan untuk personal database.
Microsoft Access merupakan DBMS yang memungkinkan pengguna untuk membuat, mengelola, dan mengolah data dalam format tabel, query, formulir, dan laporan. Menariknya, pengguna dapat membuat database sendiri, menambahkan data, menjalankan query untuk mencari atau memfilter data, serta membuat formulir dan laporan untuk melihat dan menganalisis data.
Namun, perlu diingat bahwa personal database seperti Microsoft Access memiliki keterbatasan dalam kapasitas penyimpanan dan skalabilitas. Database ini lebih cocok digunakan untuk pengelolaan data skala kecil atau penggunaan individu, dibandingkan dengan lingkungan bisnis yang membutuhkan kapasitas yang lebih besar dan akses bersama oleh banyak pengguna.
Lintasarta Cloudeka Menawarkan Kemudahan Penyimpanan Data
Jika membutuhkan sebuah database untuk menyimpan berbagai data, Anda dapat menemukannya di Lintasarta Cloudeka. Anda dapat menggunakan Deka DBaaS yang merupakan Database as a Service. Pilihan fleksibel dari Deka DBaaS dapat memudahkan pengelolaan database instance, seperti single instance untuk pekerjaan ringan dan multi-master instance untuk beban transaksi yang lebih berat.
Jika tertarik menggunakan Deka DBaaS, Anda dapat menghubungi kami di sini. Semoga penjelasan mengenai pengertian, fungsi, dan contoh database ini dapat membantu Anda.