Manajemen bandwidth secara sederhana dapat dikenal sebagai upaya untuk mengontrol penggunaannya dalam suatu jaringan. Aktivitas transfer data yang dilakukan oleh pengguna dalam suatu jaringan harus dialokasikan secara merata agar setiap pengguna memiliki akses yang cepat. Makin tinggi jumlah bandwidth, maka makin banyak juga data yang dapat ditransfer oleh pengguna dalam waktu yang lebih singkat.
Fungsi untuk melakukan manajemen bandwidth agar dapat mengoptimalkan penggunaan bandwidth pada suatu jaringan. Sehingga dengan manajemen bandwidth yang efektif sebuah organisasi atau lembaga tertentu mampu untuk mengalokasikan setiap bandwidth secara tepat dan merata menurut kebutuhan. Cara ini dinilai sangat efisien dan dapat membantu meningkatkan kinerja pada suatu jaringan. Selain itu dapat menghindari masalah seperti keterbatasan bandwidth.
Apa Itu Manajemen Bandwidth?
Agar penggunaan bandwidth atau kapasitas jaringan yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dan merata, maka diperlukan manajemen bandwidth untuk melakukan pengaturan penggunaannya. Tujuan dari melakukan manajemen bandwidth adalah agar sumber daya jaringan yang tersedia dapat digunakan secara efisien dan adil oleh semua pengguna yang terhubung dalam suatu jaringan.
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk melakukan manajemen bandwidth. Misalnya diterapkan pembatasan bandwidth untuk menetapkan batas maksimum atau batas kecepatan unduh dan unggah dalam suatu jaringan. Cara ini juga dapat membantu untuk membagi bandwidth secara adil dan juga dapat mencegah penggunaan secara berlebihan beberapa pengguna tertentu saja.
Selain itu, manajemen bandwidth dapat membantu untuk melakukan pengaturan prioritas. Artinya, telah ditetapkan sejumlah aplikasi maupun penggunaan tertentu diberikan akses atau prioritas lebih tinggi dibandingkan penggunaan yang lain. Hal ini agar alokasi penggunaan bandwidth menjadi lebih stabil. Misalnya, penggunaan bandwidth terhadap layanan streaming video atau teleconference diberikan prioritas yang lebih tinggi dibandingkan aplikasi browsing web.
Dalam manajemen bandwidth terdapat sejumlah penggunaan teknologi atau aplikasi tertentu untuk membantu mengatur prioritas. Dalam hal ini misalnya Quality of Service (QoS) atau Traffic Shaping yang bekerja untuk mengatur aliran data. Cara kerjanya melalui pengaturan pengiriman data dalam waktu yang berbeda untuk mencegah kelebihan lalu lintas dan menjaga agar kinerja jaringan tetap stabil.
Menerapkan manajemen bandwidth yang tepat dan merata akan memastikan semua pengguna yang ada dalam suatu jaringan mendapat sumber daya serta akses penggunaan jaringan yang sama dan stabil sesuai dengan kebutuhan mereka.
Baca juga: 7 Perbedaan Internet dan Intranet yang Wajib Diketahui
Fungsi Bandwidth Management
Bandwidth management berfungsi untuk memastikan setiap penggunaan bandwidth dalam suatu jaringan berjalan secara efisien dan merata. Di mana semua pengguna yang ada dalam suatu jaringan komputer mendapatkan sumber daya akses yang sama. Selain itu ada beberapa fungsi dari bandwidth management seperti melakukan pembatasan bandwidth, prioritas penggunaan, monitoring dan reporting, mengoptimalkan kinerja jaringan, dan menjaga keamanan jaringan.
1. Pembatasan Bandwidth
Fungsi yang pertama adalah melakukan pembatasan bandwidth terhadap pengguna tertentu. Hal ini berkaitan dengan pembatasan sumber daya jaringan dan mengalokasikannya secara adil dan merata sehingga dapat mencegah serta menghindari satu atau beberapa pengguna yang memonopoli bandwidth.
2. Prioritas Penggunaan
Fungsi berikutnya menetapkan prioritas dalam penggunaan bandwidth di mana management bandwidth akan memberikan hak akses serta prioritas yang tinggi kepada aplikasi atau jenis data tertentu dalam menggunakan kapasitas bandwidth. Upaya ini dilakukan agar aplikasi yang lebih penting mendapat alokasi bandwidth yang sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya, penggunaan aplikasi telekonferensi atau layanan streaming video membutuhkan alokasi bandwidth yang lebih besar sehingga harus diprioritaskan.
3. Monitoring dan Reporting
Management bandwidth juga menerapkan sistem monitoring dan reporting agar administrator jaringan dapat melakukan pemantauan secara real-time. Administrator jaringan melakukan identifikasi agar mengetahui pengguna yang menggunakan bandwidth yang terlalu besar dan dapat mengetahui aplikasi mana yang seharusnya diberikan alokasi bandwidth sesuai kebutuhannya.
4. Mengoptimalkan Kinerja Jaringan
Kinerja jaringan dapat dioptimalkan dengan cara memastikan setiap penggunaan bandwidth oleh setiap pengguna berjalan secara efisien sehingga aktivitas jaringan akan lebih stabil dan bekerja dengan baik. Optimalisasi juga bertujuan untuk mencegah adanya kelebihan lalu lintas yang menghambat jaringan dan membuatnya menjadi tidak responsif.
5. Menjaga Keamanan Jaringan
Fungsi yang terakhir adalah memastikan keamanan jaringan sehingga semua pengguna yang ada dalam suatu jaringan terjamin dalam menggunakan sumber jaringan tersebut. Bahkan aplikasi dan pengguna yang tidak sah atau tidak diizinkan tidak dapat menggunakan bandwidth yang tersedia. Hal ini juga menjaga jaringan dari serangan atau ancaman yang berbahaya seperti DDoS.
Baca juga: Apa Itu SSH? Apa Fungsinya untuk Keamanan Jaringan Komputer?
Metode Manajemen Bandwidth
Metode manajemen bandwidth merujuk pada cara atau proses untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya jaringan secara efisien dan merata. Dalam melakukan manajemen bandwidth ada beberapa metode yang diperlukan. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan dalam melakukan manajemen bandwidth.
1. Simple Queue
Simple queue merupakan sebuah metode yang paling sederhana dalam kelompoknya untuk melakukan kontrol penggunaan bandwidth. Di mana metode ini akan mengatur kecepatan upload dan download dari setiap koneksi pengguna berdasarkan parameter IP address mereka. Cara ini akan mengatur dan memberikan alokasi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Selain itu dalam metode ini, setiap pengguna akan diberikan prioritas sesuai dengan nomor urut koneksi mereka. Ketika antrian penuh maka paket data akan diabaikan. Metode ini memastikan jaringan dalam keadaan yang lebih stabil dan efisien bagi semua pengguna.
2. Queue Tree
Dalam metode queue tree administrator jaringan melakukan pengaturan bandwidth lebih terperinci berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Sama hal dengan namanya, metode ini menggunakan struktur bentuk pohon untuk mengatur setiap alokasi bandwidth dalam suatu jaringan.
Setiap node atau simpul susunan jaringan diberikan alokasi penggunaan jaringan yang berbeda. Hal ini dilakukan agar penggunaan bandwidth dalam suatu jaringan berdasarkan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh pengguna atau aplikasi tertentu yang sudah ditentukan.
Misalnya, administrator akan mengelompokkan aplikasi atau kebutuhan penggunaan berdasarkan kategorinya seperti aktivitas email dan browsing akan dipisahkan dengan penggunaan streaming video sehingga penggunaan yang lebih penting seperti email dan browsing akan mendapatkan prioritas yang lebih.
3. Shared/Up to
Metode shared/up to dikenal lebih fleksibel bagi pengguna. Hal ini karena dalam suatu jaringan alokasi bandwidth akan dibagi secara merata kepada semua pengguna yang terhubung pada jaringan. Ketika pengguna tidak sepenuhnya bandwidth mereka maka akan digunakan oleh pengguna yang lain yang membutuhkan.
Misalnya ada dua pengguna dalam suatu jaringan dengan alokasi bandwidth 10 Mbps dan masing-masing diberikan 5 Mbps. Tetapi, pengguna pertama hanya menggunakan 4 Mbps, maka pengguna kedua akan menggunakan sisa bandwidth yang tersedia sehingga totalnya menjadi 6 Mbps.
Metode ini dikenal fleksibel tetapi tidak ada pembagian yang terperinci terkait prioritas bandwidth berdasarkan kebutuhan pengguna tertentu. Tentu hal ini akan menyebabkan aplikasi atau layanan yang lebih penting tidak mendapatkan alokasi bandwidth yang cukup.
4. Prioritas traffic
Metode prioritas traffic merupakan sebuah teknik untuk mengatur prioritas dan pengalokasian bandwidth pada jaringan komputer. Tujuannya agar lalu lintas data yang lebih penting akan diberikan prioritas lebih tinggi dibandingkan lalu lintas yang kurang penting.
Metode ini membutuhkan perangkat lunak atau perangkat keras khusus yang dapat bekerja untuk mengidentifikasi serta mengelompokkan lalu lintas berdasarkan jenisnya. Misalnya, streaming video, browsing web, email, atau aplikasi bisnis akan dikelompokkan berdasarkan tingkat prioritasnya kemudian diberikan alokasi bandwidth yang sesuai dengan kebutuhan.
Baca juga: Load Balancing: Cara Kerja dan Manfaatnya bagi Website
5. Hierarchical Token Bucket (HTB)
Metode hierarchical token bucket (HTB) adalah teknik untuk mengatur dan mengontrol penggunaan bandwidth pada jaringan dengan struktur hierarki. Administrator akan memprioritaskan penggunaan bandwidth berdasarkan jenis layanannya di mana penggunaan bandwidth dikontrol dengan menggunakan token bucket.
Token bucket akan berfungsi sebagai mekanisme untuk mengatur setiap penggunaan bandwidth pada jaringan. Pengguna akan diberikan token yang merepresentasikan alokasi bandwidth dan jika token habis, maka pengguna tidak dapat mengakses jaringan lagi sampai diberikan token baru.
Contoh Manajemen Bandwith
Berikut adalah sebuah contoh manajemen bandwidth yang diterapkan untuk melakukan pembatasan penggunaan bandwidth untuk layanan streaming video pada jaringan di kantor. Umumnya agar kinerja karyawan lebih maksimal maka penggunaan bandwidth untuk layanan video streaming seperti YouTube atau Netflix akan dibatasi. Perusahaan yang menerapkan pembatasan bandwidth, maka semua alokasi bandwidth maksimum akan dibuat lebih rendah untuk layanan video streaming dibandingkan dengan alokasi bandwidth untuk layanan yang lebih penting seperti email atau kegiatan digital lainnya.
Manajemen bandwidth yang tepat adalah dengan mengalokasinya secara merata agar setiap pengguna mendapatkan sumber daya jaringan yang stabil. Di Cloudeka kamu bisa mendapatkan layanan Cloud Hosting Indonesia yang stabil dan terjamin keamanannya. Secara profesional layanan Cloud disediakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat spesifik akan data.