Menu Close

Berita & Acara

Apa itu Machine Learning? Definisi, Jenis, dan Cara Kerjanya​

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Dunia teknologi yang terus berkembang menghasilkan banyak program berbasis digital, seperti machine learning. Teknologi ini menjadi elemen kunci dalam berbagai industri, mulai dari sistem rekomendasi di e-commerce hingga diagnosis medis berbasis AI. Machine learning memungkinkan komputer untuk belajar dari data dan membuat keputusan cerdas tanpa diprogram secara eksplisit. Teknologi ini membuka peluang baru dalam efisiensi, akurasi, dan otomatisasi berbagai proses. 

Artikel ini akan membantu Anda dalam memahami apa itu machine learning, cara kerjanya, jenis-jenis, tipe algoritma, keunggulan dan kelemahannya, serta cara menangani data yang hilang dari machine learning. Mari kita jelajahi lebih dalam konsep dan penerapannya di bawah ini!

Apa itu Machine Learning?

Machine learning atau pembelajaran mesin adalah cabang dari kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang memungkinkan sistem komputer untuk belajar dari data dan membuat keputusan tanpa harus menulis aturan atau instruksi secara manual untuk setiap kemungkinan skenario. Teknologi ini bekerja dengan menganalisis pola dalam data, kemudian menggunakan pola tersebut untuk membantu Anda mendapatkan prediksi atau keputusan yang lebih akurat seiring waktu.

Machine learning memanfaatkan algoritma dan model statistik untuk meningkatkan kinerjanya berdasarkan pengalaman. Anda mungkin sudah sering merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti deteksi penipuan di sektor keuangan dan fitur pengenalan wajah untuk keamanan digital. Seiring perkembangan teknologi, machine learning akan semakin canggih dengan integrasi Generative AI, quantum computing, serta model yang lebih transparan dan etis. Bahkan, machine learning dapat membantu Anda dalam meningkatkan produktivitas, menjaga keamanan, serta mengelola kesehatan dan keuangan dengan lebih efisien.

Baca juga: 6 Perbedaan Artificial Intelligence dan Machine Learning

Cara Kerja Machine Learning

Machine learning bekerja dengan cara menganalisis data dalam jumlah besar, menemukan pola, dan menggunakannya untuk membantu Anda membuat prediksi atau keputusan secara otomatis. Prosesnya dimulai dengan tahap pelatihan, di mana algoritma diberikan banyak data untuk dipelajari. Data ini membantu model memahami hubungan antar variabel dan mengenali pola berguna bagi kebutuhan Anda. Setelah itu, model diuji menggunakan data baru untuk mengukur akurasinya. Jika hasilnya cukup baik, model dapat diterapkan untuk berbagai tugas yang memudahkan hidup Anda, seperti sistem rekomendasi, pengenalan wajah, atau deteksi penipuan.  

Seiring waktu, machine learning terus belajar dari data baru, sehingga keakuratannya meningkat dan semakin relevan dengan kebutuhan Anda. Misalnya, saat Anda menonton video di platform streaming, sistem akan menganalisis tontonan sebelumnya dan merekomendasikan konten yang sesuai dengan preferensi Anda. Dengan pendekatan ini, machine learning membuat banyak aspek kehidupan lebih efisien, mulai dari teknologi keuangan hingga asisten virtual untuk membantu aktivitas sehari-hari Anda.

Baca juga: Artificial Intelligence: Dapatkah Menggantikan Peran Manusia?

Jenis-Jenis Machine Learning

Machine learning terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan cara model belajar dari data. Secara umum, terdapat 3 jenis utama machine learning, yaitu Supervised Learning, Unsupervised Learning, dan Reinforcement Learning. Berikut penjelasannya:

1. Supervised Learning (Pembelajaran dengan Pengawasan)

Supervised learning adalah jenis machine learning yang belajar dari data berlabel, di mana setiap input memiliki output yang sudah diketahui. Model mempelajari hubungan antara keduanya untuk menghasilkan prediksi yang lebih akurat. Jika prediksi meleset, model menyesuaikan bobotnya agar semakin tepat. Jenis ini digunakan dalam klasifikasi, seperti mendeteksi email spam dan regresi untuk memprediksi harga rumah. Keunggulannya adalah akurasi tinggi jika didukung data berkualitas, tetapi kelemahannya membutuhkan banyak data berlabel yang sulit dikumpulkan.

2. Unsupervised Learning (Pembelajaran Tanpa Pengawasan)

Unsupervised learning bekerja tanpa data berlabel, secara otomatis mencari pola tersembunyi dan mengelompokkan data berdasarkan karakteristik tertentu. Model ini membantu menemukan struktur dalam data yang tidak terlihat langsung. Contohnya, clustering mengelompokkan pelanggan berdasarkan pola pembelian, sementara asosiasi menentukan produk yang sering dibeli bersama. Keunggulannya adalah fleksibilitas karena tidak memerlukan data berlabel, tetapi hasilnya bisa kurang akurat dan membutuhkan analisis lebih lanjut.

3. Reinforcement Learning (Pembelajaran Penguatan)

Reinforcement learning memungkinkan model belajar melalui mekanisme eksplorasi dan evaluasi dengan menerima reward atau penalty atas setiap tindakan. Model mengamati lingkungan, bertindak, dan menyesuaikan strategi untuk hasil optimal. Contohnya, AI dalam game belajar meningkatkan strategi, sementara robotika memanfaatkan metode ini untuk bergerak tanpa instruksi eksplisit. Keunggulannya adalah kemampuannya menangani skenario kompleks, tetapi proses trial and error membuatnya memerlukan waktu lama untuk mencapai performa optimal.

Baca juga: 20 Manfaat Artificial Intelligence dalam Kehidupan


Tipe Algoritma Machine Learning

Secara umum, algoritma machine learning dapat dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan bagaimana mereka belajar dari data. Berikut adalah tipe algoritma machine learning paling umum:

1. Regresi Linier

Regresi linier adalah algoritma yang digunakan untuk memprediksi nilai numerik berdasarkan hubungan antara variabel independen (input) dan variabel dependen (output). Model ini bekerja dengan mencari garis lurus terbaik yang dapat menggambarkan hubungan antara variabel-variabel tersebut. Contoh penerapan regresi linier adalah jika Anda ingin memprediksi harga rumah, model ini akan menganalisis faktor seperti luas tanah, lokasi, jumlah kamar, dan fasilitas yang tersedia untuk menentukan harga paling sesuai.

2. Regresi Logistik

Berbeda dengan regresi linier, regresi logistik digunakan untuk klasifikasi biner, yaitu memprediksi dua kemungkinan hasil, seperti “ya/tidak” atau “benar/salah”. Contoh penerapan regresi logistik adalah jika Anda ingin mengetahui apakah sebuah email adalah spam atau bukan, model ini akan menganalisis kata-kata dalam email, pengirim, serta pola lainnya untuk mengklasifikasikan email dengan akurat.

3. Decision Tree

Decision tree adalah model yang membantu pengambilan keputusan berbasis aturan. Model ini bekerja seperti pohon dengan cabang-cabang yang mewakili berbagai keputusan berdasarkan nilai dari data yang diberikan. Contoh penerapan decision tree adalah jika Anda memiliki bisnis dan ingin mengetahui pelanggan yang berpotensi membeli produk premium, decision tree dapat mengelompokkan mereka berdasarkan usia, pendapatan, serta riwayat pembelian.

4. Random Forest

Random forest adalah kombinasi dari banyak decision tree yang bekerja bersama untuk meningkatkan akurasi model. Setiap pohon menghasilkan prediksi, dan hasil akhirnya adalah rata-rata atau voting dari semua pohon. Contoh penerapan random forest adalah jika Anda ingin memprediksi apakah pelanggan akan membayar cicilan tepat waktu, random forest dapat menggabungkan berbagai faktor seperti riwayat kredit, penghasilan, dan pekerjaan untuk menghasilkan prediksi lebih akurat dibanding satu pohon keputusan saja.

5. Support Vector Machine (SVM)

Support Vector Machine (SVM) adalah algoritma yang bekerja dengan memisahkan data ke dalam dua kategori berbeda dengan mencari garis batas terbaik (hyperplane). Contoh penerapan SVM adalah jika Anda memiliki kumpulan gambar yang berisi kucing dan anjing, SVM akan mencari pola dalam gambar untuk menentukan garis pemisah terbaik antara kedua kategori tersebut, sehingga dapat mengklasifikasikan gambar baru dengan benar.

6. Neural Networks

Neural networks adalah model yang meniru cara kerja otak manusia dalam mengenali pola dan membuat keputusan berdasarkan data kompleks. Model ini terdiri dari lapisan neuron buatan yang bekerja sama untuk memahami hubungan dalam data. Contoh penerapan neural networks adalah jika Anda ingin membuat sistem pengenalan wajah, neural networks dapat digunakan untuk mengenali karakteristik wajah seseorang dengan sangat akurat, meskipun dalam kondisi pencahayaan berbeda.

7. K-Means Clustering

K-Means clustering adalah algoritma yang digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan kesamaan karakteristik. Model ini membagi data menjadi beberapa kelompok (cluster) sehingga setiap data dalam satu kelompok memiliki karakteristik mirip. Contoh penerapan K-Means clustering adalah jika Anda menjalankan bisnis e-commerce, Anda dapat menggunakan K-Means clustering untuk mengelompokkan pelanggan berdasarkan pola belanja mereka dan menerapkan strategi pemasaran yang lebih efektif.

8. Hierarchical Clustering

Hierarchical clustering adalah teknik yang membuat hierarki kelompok (cluster) berdasarkan kesamaan data. Model ini bekerja dengan menggabungkan data yang paling mirip satu sama lain secara bertahap hingga terbentuk hierarki yang jelas. Contoh penerapan hierarchical clustering adalah jika Anda memiliki kumpulan dokumen dan ingin mengelompokkan dokumen berdasarkan topiknya tanpa mengetahui kategori sebelumnya, metode ini bisa membantu mengorganisasikannya secara otomatis.

9. Principal Component Analysis (PCA)

Principal Component Analysis (PCA) adalah teknik yang digunakan untuk mengurangi dimensi data tanpa kehilangan informasi penting. Ini sangat berguna ketika Anda memiliki dataset yang besar dan kompleks, karena PCA membantu menyederhanakan analisis. Contoh penerapan PCA adalah jika Anda memiliki banyak fitur dalam dataset (misalnya, ribuan variabel dalam survei pelanggan), PCA dapat mengurangi jumlah fitur tersebut tanpa mengorbankan terlalu banyak informasi sehingga model lebih mudah dipahami dan dijalankan.

10. Apriori Algorithm

Apriori algorithm digunakan dalam analisis asosiasi, yaitu mencari hubungan antara item dalam suatu dataset. Algoritma ini sering digunakan dalam rekomendasi produk dan analisis pola pembelian. Contoh penerapan apriori algorithm dalam e-commerce adalah algoritma ini membantu menentukan produk mana yang sering dibeli bersamaan. Misalnya, jika banyak pelanggan membeli susu dan sereal bersamaan, toko online dapat menampilkan rekomendasi “Pelanggan yang membeli ini juga membeli…” untuk meningkatkan penjualan.

11. Q-Learning

Q-Learning adalah algoritma dalam Reinforcement Learning yang menggunakan tabel nilai (Q-table) untuk menyimpan reward dari setiap tindakan yang mungkin dilakukan dalam suatu keadaan tertentu. Algoritma ini belajar melalui trial and error untuk menemukan strategi terbaik dalam menyelesaikan tugas. Contoh penerapan Q-Learning adalah jika Anda ingin membuat robot yang bisa berjalan sendiri, Q-Learning dapat digunakan untuk mengajarkan robot bagaimana bergerak dengan cara paling efisien berdasarkan pengalaman yang dikumpulkan.

12. Deep Q-Networks (DQN)

Deep Q-Networks (DQN) adalah versi lebih canggih dari Q-Learning yang menggunakan deep learning untuk menangani lingkungan yang lebih kompleks. Model ini bekerja dengan menggabungkan jaringan saraf tiruan (neural networks) dengan Q-Learning untuk meningkatkan kemampuannya dalam membuat keputusan berdasarkan situasi yang rumit. Contoh penerapan Q-Learning dalam dunia video game adalah DQN dapat digunakan untuk membuat AI yang belajar bermain game sendiri, seperti yang dilakukan oleh AlphaGo dalam permainan Go atau AI yang mengalahkan pemain profesional dalam permainan Dota 2.

13. Policy Gradient Methods

Policy Gradient Methods adalah pendekatan yang langsung mengoptimalkan kebijakan model untuk menentukan tindakan terbaik dalam suatu lingkungan. Contoh penerapan policy gradient methods dalam dunia robotika adalah metode ini bisa digunakan untuk mengembangkan robot yang dapat bergerak dan beradaptasi dalam lingkungan nyata, seperti robot yang belajar berjalan di permukaan yang tidak rata tanpa perlu diprogram secara eksplisit.

Baca juga: Mengenal Cara Kerja Search Engine dan Algoritmanya


Keunggulan Machine Learning

Dengan kemampuan menganalisis data dan membuat keputusan otomatis, machine learning meningkatkan efisiensi, akurasi, serta skalabilitas berbagai proses. Berikut beberapa keunggulan utama yang dapat Anda manfaatkan:

1. Kemampuan Menganalisis Data dalam Jumlah Besar 

Machine learning mengolah serta menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat dan efisien. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan lebih akurat berdasarkan pola dalam data.

2. Akurasi dan Presisi Meningkat

Dengan terus belajar dari data baru, machine learning meningkatkan akurasi prediksi serta keputusan yang dihasilkan. Semakin banyak data diproses, semakin optimal performanya dalam menghasilkan output tepat.  

3. Automasi dan Efisiensi Operasional

Teknologi ini memungkinkan otomatisasi berbagai tugas yang sebelumnya dilakukan secara manual. Hal ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga mengurangi potensi kesalahan manusia.  

4. Fleksibilitas dalam Berbagai Industri 

Machine learning diterapkan di banyak sektor, mulai dari kesehatan, keuangan, hingga transportasi. Kemampuannya menyesuaikan diri dengan berbagai jenis data menjadikannya solusi serbaguna. 

5. Kemampuan Beradaptasi dan Belajar Secara Mandiri

Sistem machine learning dapat menyesuaikan modelnya berdasarkan data baru tanpa perlu diprogram ulang. Ini memungkinkan peningkatan performa secara terus-menerus sesuai dengan perubahan yang terjadi.  

Baca juga: Ini 6 Dampak Artificial Intelligence dalam Bisnis


Kelemahan Machine Learning

Meskipun machine learning memiliki banyak keunggulan, teknologi ini juga memiliki keterbatasan yang perlu Anda perhatikan. Berikut beberapa kelemahan yang dapat memengaruhi efektivitas serta akurasi penggunaannya:

1. Memerlukan Data dalam Jumlah Besar

Machine learning membutuhkan banyak data berkualitas tinggi agar berfungsi dengan baik. Jika data tidak cukup atau kurang representatif, hasilnya bisa tidak akurat. 

2. Proses Pelatihan yang Memakan Waktu

Model sering membutuhkan waktu lama untuk belajar dari data, terutama dengan algoritma kompleks. Semakin besar dataset dan semakin rumit modelnya, semakin lama prosesnya.

3. Ketergantungan pada Kualitas Data

Jika data memiliki kesalahan, bias, atau tidak lengkap, model akan menghasilkan prediksi yang kurang dapat diandalkan. Oleh karena itu, pembersihan dan pemrosesan data sangat penting.

4. Kesulitan dalam Interpretasi Model

Beberapa algoritma, terutama deep learning, sulit diinterpretasikan karena kompleksitasnya. Hal ini membuat pengguna kesulitan memahami alasan di balik keputusan model.

5. Rentan terhadap Bias dan Kesalahan

Jika data pelatihan mengandung bias, model dapat mempelajari pola yang tidak adil atau tidak akurat. Akibatnya, keputusan model bisa merugikan kelompok tertentu atau menghasilkan informasi yang salah.


Cara Menangani Data yang Hilang di Machine Learning

Data yang hilang dalam machine learning dapat mengurangi akurasi model dan menyebabkan hasil yang bias. Oleh karena itu, Anda perlu menerapkan strategi untuk menangani data yang tidak lengkap. Berikut adalah beberapa cara yang umum digunakan:

1. Menghapus Data yang Hilang

Jika jumlah data yang hilang sangat sedikit, Anda dapat menghapus baris atau kolom yang memiliki nilai kosong. Metode ini efektif jika data yang hilang tidak signifikan terhadap keseluruhan dataset. Namun, jika terlalu banyak data yang dihapus, bisa terjadi kehilangan informasi penting yang berpengaruh terhadap hasil analisis. Oleh karena itu, sebelum menggunakan metode ini, pertimbangkan dampaknya terhadap kualitas data dan model yang akan dibuat.

2. Mengisi dengan Nilai Rata-rata, Median, atau Modus

Pendekatan lain yang lebih umum adalah mengganti nilai yang hilang dengan rata-rata (mean) untuk data numerik, median jika terdapat nilai ekstrim (outlier), atau modus untuk data kategorikal. Metode ini membantu mempertahankan informasi tanpa mengubah distribusi data secara signifikan. Sebagai contoh, jika dataset mencakup data usia pelanggan dengan beberapa nilai yang hilang, menggunakan median dapat memberikan estimasi yang lebih representatif dibandingkan dengan rata-rata jika terdapat nilai yang sangat tinggi atau rendah.

3. Menggunakan Model Prediksi

Jika ingin hasil yang lebih akurat, Anda bisa menggunakan algoritma machine learning seperti regresi atau k-Nearest Neighbors (KNN) untuk memperkirakan nilai yang hilang berdasarkan pola dari data lainnya. Pendekatan ini lebih kompleks dibandingkan metode rata-rata atau median, tetapi bisa memberikan estimasi yang lebih presisi. Sebagai contoh, jika data pelanggan mencakup variabel seperti penghasilan dan usia, model regresi dapat digunakan untuk memperkirakan nilai penghasilan berdasarkan hubungan dengan variabel lainnya.

4. Menggunakan Teknik Interpolasi

Untuk data berbasis waktu (time series), interpolasi bisa digunakan untuk memperkirakan nilai yang hilang dengan melihat tren sebelum dan sesudahnya. Teknik ini sering digunakan dalam analisis data keuangan, cuaca, dan sensor IoT. Misalnya, jika ada data suhu harian tetapi ada beberapa hari yang hilang, interpolasi linear dapat mengisi nilai yang hilang berdasarkan rata-rata dari hari sebelumnya dan sesudahnya, sehingga tetap mempertahankan pola tren yang ada.

5. Menggunakan Algoritma yang Toleran terhadap Data Hilang

Beberapa algoritma machine learning seperti Random Forest dan XGBoost memiliki kemampuan untuk menangani data yang hilang secara otomatis tanpa perlu melakukan imputasi sebelumnya. Algoritma ini dapat memperkirakan nilai yang hilang berdasarkan hubungan antar fitur lainnya dalam dataset. Namun, meskipun metode ini mempermudah pengolahan data, penting untuk tetap memeriksa akurasi model setelah diterapkan untuk memastikan bahwa hasilnya tetap optimal.

Cloudeka menyediakan backup system dengan retention hingga 1 tahun untuk menjaga keamanan dan pemulihan data Anda. Dengan self-service dashboard, pengguna dapat mengelola backup dengan mudah untuk mendukung kelengkapan data dalam machine learning. Cloudeka juga menawarkan Deka GPU, layanan GPU-as-a-Service berbasis NVIDIA H100 yang mempercepat analisis data dan imputasi nilai hilang dengan AI yang lebih kompleks. Selain itu, Cloudeka memastikan konektivitas stabil melalui Lintasarta Connectivity yang mendukung pemrosesan interpolasi yang efisien. Infrastruktur keamanan canggih dari Lintasarta juga menjamin pengalaman AI dan workload GPU yang seamless dan berkinerja tinggi. 

Dengan solusi Cloudeka, Anda tidak hanya dapat menangani data yang hilang dengan lebih baik, tetapi juga memastikan keamanan, skalabilitas, dan kemudahan penggunaan dalam pengelolaan data machine learning Anda. Hubungi kami untuk melindungi informasi penting Anda!

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.