Anda pasti telah menyaksikan pesatnya perkembangan start up di Indonesia sejak akhir tahun 2010-an. Beberapa start up ternama bahkan berhasil meraih gelar decacorn karena memiliki valuasi setara 10 miliar dolar Amerika. Pesatnya perkembangan start up karya anak bangsa tentu tidak lepas dari beberapa faktor pendukungnya.
Lantas, bagaimana kisah perkembangan start up di tanah air kita? Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa Perbedaan Start Up dengan Bisnis Biasa?
Mungkin Anda masih sering menyamakan start up dengan perusahaan konvensional pada umumnya. Hal tersebut tidak salah karena start up sejatinya merupakan salah satu jenis perusahaan yang berbadan hukum. Perusahaan start up yang naik daun di Indonesia memang mirip seperti bisnis biasa dari segi legalitas.
Namun, dua entitas ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal tujuan, dan pendanaan. Tujuan perusahaan start up berbeda dengan bisnis biasa. Perusahaan konvensional berorientasi pada profit dan cara memperolehnya dalam waktu singkat. Sementara itu, start up lebih memprioritaskan pertumbuhan perusahaan dan menjawab permasalahan masyarakat melalui produk dan layanannya.
Perbedaan berikutnya terletak pada pendanaan yang didapatkan. Anda pasti sudah paham kalau perusahaan biasa hanya mempunyai sedikit sumber pendanaan, yaitu dari dana pemilik bisnis atau keuntungan (profit) yang diputar kembali untuk kegiatan operasional.
Berbeda dengan start up, pendirinya mengeluarkan dana hanya pada fase merintis. Mereka akan mencari investor yang tertarik untuk mendanai start up setelah bisnisnya sudah cukup potensial. Investor tidak segan berinvestasi hingga miliaran apabila start up-nya terlihat menjanjikan.
Baca juga: Mengapa Startup Cepat Berkembang Di Indonesia?
Sejarah Perkembangan Start Up di Indonesia
Bagaimana kisah perkembangan start up hingga mencapai jumlah yang cukup masif sampai saat ini? Simak uraian lengkapnya di bawah ini.
Istilah start up sudah sering digunakan sejak akhir tahun 1990-an. Kala itu, start up merujuk pada perusahaan teknologi dan informasi yang baru merintis. Jumlah perusahaan start up di seluruh dunia mulai meroket sejak lahirnya domain .com antara tahun 1998 dan 2000.
Menjamurnya perusahaan start up di Indonesia tidak lepas dari perkembangan internet. Faktor ini makin diperkuat dengan kondisi masyarakat yang makin tertarik melakukan berbagai aktivitas secara online. Oleh karena itu, makin banyak start up yang membuka website pribadi untuk bisnisnya. Beberapa perusahaan start up Indonesia mulai memiliki valuasi harga saham yang lebih tinggi, terutama perusahaan yang menggunakan ‘e-’ dan ‘.com’ pada namanya.
Data terbaru dari Start Up Ranking mencatat bahwa Indonesia telah memiliki 2.478 start up sampai saat ini. Jumlah tersebut membuat Indonesia berada pada peringkat keenam setelah Amerika Serikat, India, Inggris, Kanada, dan Australia. Indonesia mengalami peningkatan jumlah start up yang cukup pesat pada 2017-2019. Dalam dua tahun tersebut, jumlah start up yang berdiri melonjak dari 1.400 (2017) ke 2.200 (2019).
Beberapa start up karya anak bangsa telah sudah berhasil menyabet gelar unicorn hingga decacorn dengan valuasi hingga US$10 miliar, seperti GoTo, Bukalapak, J&T Express, Traveloka, OVO, Xendit dan Ajaib.
Fakta di lapangan menunjukkan lebih banyak start up yang gagal daripada berhasil. Ada banyak faktor di balik kegagalan tersebut, di antaranya tidak menemukan pelanggan yang tepat, model bisnis yang kurang cocok, persaingan ketat, kebutuhan dana yang masif, tim yang kurang memadai secara kualitas maupun kuantitas, bahkan ide bisnis sendiri.
Semangat anak muda dalam membangun start up baru tidak pernah luntur meski kenyataan berkata pahit. Mereka selalu berusaha mencari ide bisnis yang kreatif untuk menghasilkan produk inovatif dan mampu menghasilkan solusi terhadap permasalahan masyarakat Indonesia.
Baca juga: Memahami Pengertian Unicorn Startup Beserta Contohnya
Faktor Pendukung Perkembangan Start Up di Indonesia
Anda mungkin berpikir bahwa pesatnya perkembangan start up dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang pesat. Faktanya, masih ada faktor lain yang mendukung pertumbuhan start up. Apa saja?
1. Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi menjadi faktor utama bisnis start up makin menjamur di tanah air. Namun, hal ini tidak lepas dari banyaknya masyarakat Indonesia yang telah melek teknologi. Sampai saat ini, Indonesia memiliki 212 juta pengguna internet. Artinya 77% masyarakat Indonesia telah mengakses internet melalui perangkat mereka. Mereka juga makin menguasai penggunaan smartphone sehingga lebih mudah mengoperasikan aplikasi dari bisnis start up.
Baca juga: 7 Perbedaan Internet dan Intranet yang Wajib Diketahui
2. Jumlah Penduduk Indonesia
Jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 273 juta jiwa sampai tahun 2023 ini. Di antara banyaknya jumlah penduduk, setiap kelompok masyarakat pasti memiliki kebutuhan yang berbeda. Pendiri start up menyoroti diversitas kebutuhan atau permasalahan masyarakat Indonesia dan mengubahnya menjadi ide bisnis yang menarik.
Tidak heran jika Anda menemukan start up dari berbagai industri dengan berbagai ide yang inovatif. Contohnya, Ruangguru yang menyasar pelajar sekolah, Bibit yang ingin menyelesaikan kebingungan yang dialami oleh investor pemula, atau Traveloka untuk masyarakat yang ingin lebih mudah dalam mencari tiket transportasi.
3. Dukungan Pemerintah dan Investor
Pemerintah memainkan peran yang sangat vital dalam mendukung perkembangan start up di Indonesia. Mereka terus mengupayakan pertumbuhan start up karena bisnis inilah yang berkontribusi besar terhadap peningkatan PDB nasional. Pemerintah bahkan mengadakan kampanye Gerakan Nasional 1000 Start Up Digital sebagai upaya motivasi wiraswasta muda agar mendirikan start up.
Investor memanfaatkan momentum ini untuk menanamkan modalnya pada perusahaan start up Indonesia. Beberapa perusahaan besar bahkan mendirikan perusahaan start up dan mereka turun tangan dalam pendanaannya.
4. Terus Melakukan Perkembangan
Pesatnya perkembangan start up tentu tak lepas dari perusahaan itu sendiri. Mereka terus melakukan pengembangan dalam layanan dan produknya agar tetap mampu memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan permasalahan masyarakat yang makin kompleks. Perkembangan teknologi juga mengharuskan mereka untuk terus melakukan pembaruan sistem aplikasi atau website yang digunakan.
Baca juga: Memahami Cara Kerja IoT untuk Kegiatan Bisnis
5. Pemanfaatan Media Sosial
Pemanfaatan media sosial yang efektif juga turut mendukung perkembangan start up di Indonesia. Banyak perusahaan start up yang menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan produk atau pelayanannya kepada masyarakat luas. Beberapa pendiri start up juga memprioritaskan karyawan yang mahir dalam media sosial untuk berada di timnya.
Faktor ini tentunya tidak lepas dari jumlah pengguna internet yang cukup masif. Masyarakat Indonesia dapat mengetahui informasi tentang start up ketika mereka melihat iklannya di media sosial. Strategi iklan yang menarik dan tepat sasaran tentunya membuat banyak bisnis start up berhasil meningkatkan jumlah konsumennya.
Perkembangan start up di Indonesia tentunya tidak berhenti pada momen ini. Kondisi geografis Indonesia yang cukup luas tentunya memengaruhi perkembangan start up sampai pada masa depan.
Apakah Anda ingin menjadi bagian dari sejarah perkembangan start up di Indonesia? Anda tentunya membutuhkan infrastruktur yang mumpuni untuk mengelola aplikasi website milik start up agar dapat berjalan optimal dan disukai oleh banyak orang. Maka dari itu, gunakanlah Deka Harbor dari Lintasarta Cloudeka untuk mengelola aplikasi website Anda agar lebih fleksibel. Deka Harbor memiliki deployment yang cukup sederhana dan Anda tidak akan dikenakan tambahan bandwidth untuk pemakaiannya. Hubungi kami segera untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang Deka Harbor dan manfaatnya bagi start up Anda!